Bagaipungguk merindukan bulan, hasrat Marhawi (60), warga Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan kembali memiliki rumah hingga. Bagai pungguk merindukan bulan, hasrat Marhawi (60), warga Desa Lantek Timur, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan kembali memiliki rumah hingga. Minggu, 10 Juli 2022;
Loading... mengapa kah kita harus berpisah mengapa kah semua harus terjadi pedih rasanya hatiku ini ditinggalkan kekasih tiada pesan tiada berita tiada surat yg aku terima kemana arah langkah ku jua mencarimu oh sayang diri ini tlah terluka jiwa raga rasa tersiksa mengharap kasih yg tak kunjung tiba bila siang ku terkenang kala malam terbayang bayang bagaikan pungguk merindukan bulan menanti kehadiran mu kasih walau pun hanya dalam mimpi sampai bila kah terus begini tiada kabar setelah kau pergi puas sudah aku menjejaki namun bayangmu tak ku temui hancur musnah segala impian tenggelam ku dalam kerinduan Lirik lagu lainnya lirik lagu tbk feat. crest – histoire millénaire lirik lagu yu ichinose – lightsign lirik lagu kollegah & farid bang – minotaurusnacken lirik lagu jul feat. marwa loud – je vais t’oublier lirik lagu katinas – collage lirik lagu deliverance – lindsey lirik lagu roy woods – glasses lirik lagu booba – dkr bonus track lirik lagu the korea – snowfall lirik lagu together pangea – straight dumbSeorang lelaki yang merindukan gadis yang dicintainya, akan tetapi gadis tersebut kepunyaan orang lain. Contoh Ayat Daus bagai pungguk rindukan bulan, manakan tidak gadis yang dicintai akan berkahwin dengan lelaki pilihan dari keluarganya. Sesuatu perkara atau hajat yang diinginkan yang mustahil untuk kita perolehinya. Bagi memahami akan penceritaan tersebut tentang sesuatu yang dihajati dan bagaimana peribahasa di atas menggambarkannya, boleh dirujuk di Artikel ini. Ayat Pendek Peribahasa Lain Tekun belajar perkara yang sukar sehingga berjayaBerlenggang jalan dengan agak perlahanSifat anak seakan-akan bayangan dari ayahnya.Artinya UI tak perlu lagi melirik-lirik perguruan tinggi terbaik Asia Tenggara sebagai pembanding dan belajar pada mereka. Cukup lah sekarang mengambil UGM dan ITB. Dengan demikian, langkah-langkah yang mungkin harus diambil oleh Rektor UI dan jajarannya akan terlihat lebih feasible, tidak mengawang-ngawang bagai pungguk merindukan bulan.
Bagai pungguk merindukan bulan Arti pepatah ini merindukan sesuatu yang mustahil untuk diraih. Arti dari pungguk sendiri yaitu Sejenis burung hantu. atau ada yang mengatakan pungguk yaitu sejenis burung yang suka hinggap di pohon yang tinggi dan bernyanyi pada malam hari, terutama pada bulan purnama. Konon, pada malam terang bulan itu, burung pungguk itu sangat merindukan Putri Bulan. Ia mengalami patah hati karena cintanya tak sampai. kisah dari pepatah ini adalah sbb, kisah ini diambil dari forum Zaman dahulu di bulan terdapat sebuah taman yang amat indah. Di taman itu tumbuh pohon-pohonan hijau yang dihuni oleh berbagai macam burung. Di tengah-tengahnya ada sebuah kolam yang berlumpur. Dari dalam kolam itu menyembul berjenis-jenis bunga teratai. Di sekeliling pagar kolam itu bermekaran bunga-bungaan aneka warna. Keindahannya sungguh menawan setiap gadis dan pemuda yang lewat. Suatu sore, menjelang matahari tenggelam, seorang gadis cantik berjalan-jalan di taman itu. Nama gadis itu Putri Bulan. Ia diiringi beberapa gadis dayang-dayang antara lain Awan dan Mega. Dari pohon-pohon terdengar nyanyian burung yang bersahut-sahutan, seolah-olah mengiringi perjalanan putri itu. Burung-burung besar sepeti Garuda, Rajawali dan Gandasuli, bertugas mengawasi kalau-kalau ada pemuda iseng yang mengganggu putri itu. Ada seorang pemuda tampan, namanya Si Pungguk. Ia juga ingin menikmati keindahan taman itu. Dilihatnya Putri Bulan yang cantik itu memetik beberapa kuntum bunga. Ketika mata pemuda itu bertatapan dengan Putri Bulan, seketika pemuda itu jatuh cinta. Demikian pula Putri Bulan. Ia sangat terpesona melihat ketampanan pemuda itu. Burung Garuda yang sejak tadi mengawasi gerak-gerik pemuda itu, tiba-tiba hinggap di depannya. “Hai, Pungguk!” bentaknya. “Jangan coba-coba mendekati Putri Bulan! Kau rakyat jelata! Ayo pergi jauh!” katanya sambil mengepakkan sayapnya lebar-lebar. Sebelum pergi Si Pungguk membuang pandang sekali lagi kepada Putri Bulan. Putri Bulan pun membalasnya dengan senyum. Sesungguhnya gadis cantik itu sangat kecewa melihat tindakan Garuda yang tidak santun itu. Apa boleh buat! Pemuda tampan itu harus meninggalkan tempat itu dengan hati yang tergores. Sebuah bintang yang melihat kejadian itu sangat kasihan kepada Si Pungguk. Bintang itu mendekat. “Kasihan kau Pungguk!” katanya. “Percuma kau mencintai Putri Bulan. Ia gadis bangsawan, sedangkan kau orang kebanyakan. Sebaiknya kau pergi ke puncak gunung. Berdoalah di sana dan lupakanlah segalanya!” Namun pemuda tampan itu tidak mau menyerah. Ia tidak bisa melupakan pandangan pertama gadis cantik itu. Demikian pula Putri Bulan. Sejak kejadian itu, gadis bangsawan itu sangat rajin pergi ke taman. Ia berpesan kepada Awan dan Mega, agar memberi kesempatan kepada pemuda itu untuk menjumpainya. “Aku cinta padamu!” demikian kata pemuda itu dalam sebuah kesempatan. “Aku pun mencintaimu,” jawab Putri Bulan. “Tapi sayang, ayahku telah menjodohkanku dengan pemuda lain. Sekarang cepatlah pergi! Banyak burung yang mencurigai pertemuan kita.” “Jadi putri bangsawan itu mencintaiku. Aku tidak bertepuk sebelah tangan,” demikian bisik hati Si Pungguk. Sesaat ia merasa senang, tetapi kemudian ia bersedih. Apa maksud kata-kata Putri Bulan yang terakhir itu? Bukankah hal itu berarti sang kekasih akan menjadi milik orang lain? Demikian pertanyaan yang muncul di benaknya. “Makanya, ikutilah nasihat si Bintang,” kata burung merpati yang hinggap di sebelahnya. “Cintamu sia-sia saja! Janganlah bersedih, lupakanlah semuanya dengan berdoa di puncak gunung!” Siang-malam Si Pungguk merenung. Tidak mudah menyembuhkan hati yang terluka. Kadang-kadang ia menyesali diri, mengapa ia lahir sebagai orang kebanyakan. Ah, tidak! Ia akan mencoba mengikuti nasihat si Bintang dan si Merpati. Ia pergi ke puncak gunung. Di sana ia merenung dan berdoa selama empat puluh hari. Aman, “Folktales from Indonesia”, Jambatan, 8 th. ed.,1999
Contohnyaadalah "Syair Burung Pungguk". Syair tersebut bercerita tentang kisah cinta yang gagal karena perbedaan kedudukan atau derajat. Kiasan yang digunakan adalah "seperti pungguk merindukan bulan", yaitu ketika seorang pemuda biasa merindukan gadis yang derajatnya lebih tinggi dan hanya bisa memandangnya dari kejauhan. 4. Syair SejarahjqrR.